SeLaMaT BeRjUmPa KeMbAlI dI pErSaHaBaTaN YaNg HaRmOnIs

Rabu, 28 April 2010

Lagi-lagi cerpen

CUMA SEBATAS MIMPI



Siang tadi ketika aku setengah terlelap.
18.05 wib

“Berisik banget, itu kenapa semua diturunin Bu’?” tanyaku.
“nggak apa2 Mel, ini semua sudah kotor, lihat di atas itu debu semua, ini juga bisa masih bisa dipake, iyah kan? ”
Ibuku terus mengeluarkan barang2 dari atas loteng, semua kursi, memang masih terlihat bagus, berdebu dan banyak sekali barang2 lainnya yang semakin membuat sesak rumah.
” Tapi rumah ini udah penuh Bu! mau ditaruh dimana lagi?”
“sudah nggap apa2..kamu beresin aja kamar buat tidur nanti..”
..
“Aku harus cepat menyelesaikan semua barang2 ini, agar terlihat rapi lagi. Nggak mungkin semua terkumpul seperti ini. Sebelum aku berangkat kerja harus beres!” batinku.
Di kamar aku rapikan semua barang2 yang ibuku turunkan dari loteng, ibuku ada2 aja deh, rumah sudah penuh sesak oleh mainan Eky, ditambah barang2 yang nggak perlu semua diturunin, itu semua barang2 lama, nggak kepakai lagi.
Masih berdebu, Ibuku diluar, membereskan dan membuang barang2 yang tidak perlu ke lantai bawah. lima belas menit kemudian Ibuku naik, dan langsung merebahkan tubuhnya dikasur, padahal kasur itu masih kotor kena ceceran debu dari atas loteng.
” Bu, jangan tidur disitu, masih kotor, aku bersihin dulu yah?”
sambil menggoyang2kan tubuh Ibuku, ia seperti tidak peduli. Langsung tidur terlelap meringkuk membelakangiku.
Aku pikir ibu memang kelelahan, aku tinggalkan keluar kamar, tapi pas kulihat keluar kamar, ada ibuku baru naik dari lantai bawah, aku tengok kamarku masih ada ibuku tertidur, aku lihat keluar kamar lagi, ibuku cuek masih membereskan sisa2 barang yang belum dibersihkan. Aku lihat kamar lagi, aku bingung ibuku yang mana?
“ibu…ibu..!!?? jawab bu, ibuku yang mana? ibuku kenapa ada 2? siapa kalian? Ibuuu..??” teriakku histeris, aku bingung kenapa ibu bisa menjadi 2.
“Mell, kamu kenapa nak?? Ini Ibu, kamu kenapa?? maksudnya apa??” tanya ibuku yang diluar kamar panik.
Aku berlari menuruni tangga meninggalkan ibu yang juga panik, kembali berteriak histeris.
“Ibuu..ibuku yang mana, kenapa ibuku ada 2?” aku menangis.
orang2 mulai berdatangan menanyakan kepanikanku, aku terduduk lesu.
Aku ceritakan kejadiannya, orang2 mulai mengerti dan pelan2 melihat kamarku.
“Masya Allah, ini dikamarmu Almarhum embah kamu Mell..” seseorang menjelaskan rasa takutku.
” tapi embahku sudah meninggal? lalu dikamar itu siapa?”
” iya, ini adalah arwah embah kamu” aku beranikan menengok ke dalam kamar, benar wujud embahku yang sudah tua renta, meringkuk dalam tidurnya, yang tadi berwujud ibuku.
Yang aku bingung, Embahku sudah meninggal 3 bulan lalu, tapi kenapa seakan2 dia datang dan jasadnya berwujud ibuku, dan dapat kulihat?. Aku tidak berani melihat lagi, bukannya takut akan jasad embahku, tapi aku tidak kuat menahan haru. Orang2 mulai berdatangan dan mulai mengkafani lagi tubuh embahku.
Seseorang berpesan, ” sebaiknya kalian terus selalu berdoa untuk beliau, lakukan yang belum kalian lakukan untuk embah kalian, bersedekahlah..”
semua berkunjung dan mulai membaca shalawat.
“Innalillahi wainnaillaihi rojjiun..”
“sudah2 jangan panik, beliau hanya ingin kalian berbuat sesuatu agar beliau selalu tenang disana..”
Aku terduduk lesu, yang kulihat kesibukan di sekitar kamarku. Aku lihat jam, berfikir dan berfikir “apa yang aku harus perbuat sekarang?” tanyaku.
Aku ingat aku bergegas menuju kamar mandi, aku sedikit tak menghiraukan kesibukan dirumahku. waktunya berangkat kerja pikirku, aku harus cepat2 sebelum terlambat.
Dijalanan mobil yang kutumpangi berputar2 tak tentu arah.
“cepat bang, ngapain sih muter2 kayak gini?? saya udah telat berangkat kerja nih..” protesku.
” itu neng didepan jalannya ditutup kita musti putar arah, kita harus cari jalan yang terbaik untuk segera sampai dan selamat sampai tujuan”
Hufh, kejadian dirumah masih terbayang2..
” Ini mimpi apa nyata sih? ” tanyaku dalam diam, sementara seseorang disampingku mengajak berbicara. Dia bercerita panjang lebar (entah apa yang ia ceritakan. Aku ingin menjawabnya tapi selalu ada saja yang menyela omonganku.
“jadi gimana mba??” tanyaku kesal.
“Iyah mba..kalau mba merasa sakit dan seperti ini, mba harus……” krriiiinngg..krriinnggg…kriiinggg!! alarm Jam ku berbunyi pukul 13.30 wib
——————
Astaqfirullahalajim..
Aku bermimpi, aku langsung loncat dari tempat tidur, dan turun kebawah, kulihat ibuku asli sedang menonton televisi dilantai bawah.
Aku bangunkan Ibuku, yang ternyata tertidur didepan televisi
“Bu..Ibu..” ku goyang2kan badan Ibuku.
” ehh..kenapa Mell, ibu ketiduran nih..”
“nggak apa2 Bu, Ibu sudah makan?, aku mau makan” alihku.
” oh ya udah makan sana, tadi Ibu udah masak..” setengah malas ibuku menjawab. Aku tinggalkan ibuku, dan kuperiksa semua keadaan rumah. Cuaca ternyata mendung, mungkin akan hujan. aku kembali kedalam rumah, setelah aku memeriksa semua kunci rumah.
“Nti aja bu makannya, aku mau mandi dulu..”
“iyah..”
Aku naik keatas dan sudah waktunya mandi, dan siap2 berangkat kerja pikirku..
“Ibu..temani aku di atas..” panggilku, jujur aku bukan takut, tapi aku sedikit merinding.
” Kenapa sih?, masa takut di atas sendirian?” tanya ibuku.
“Bukan takut Bu, aku pengen ditemenin ibu ajah..” manjaku.
Yah, Ibuku baru satu hari di Bogor ini, setelah hari minggu kemaren aku jemput dari Jakarta yang panas itu. Rencana Ibuku satu minggu di sini. Aku harus memanfaatkan semua waktuku. Mumpung Ibuku ada, pikiranku berlari, mencari jawabannya.
Mungkin ini memang hanya sebuah mimpi, karena mungkin pikiranku sedang kalut. Semoga tidak terjadi apa2 dengan keluargaku. Ya Allah lindungilah semua saudara2ku.
=====================================================
Sebelumnya.
03.22 wib
Aku baru merasa bisa memejamkan mata, padahal aku sangat mengantuk sekali. Setiap malam aku tidak bisa tidur.
Cuci kaki, tangan dan gosok gigi. Aku kelelahan.
Aku baringkan tubuhku, baru sekitar lima menit, aku langsung terlelap, tapi di antara setengah tidur.
” Heii..kamu ngapain disitu ngeliatin aku??”
Seseoran anak kecil didepan pintu memandangiku terus dengan memegang sesuatu, entah apa itu. Ia seperti ingin berbicara sesuatu,
” kamu pergi, jangan liatin aku terus seperti itu, aku capek, aku mau tidur, aku capek..”
Terus dia pandangi aku, dengan mengayunkan sesuatu di tangannya, badannya mungkin sebaya denganku, tapi aku tau umurnya masih kecil.
Aku tidak berani melihatnya, dia terus memandangiku dengan sinis, mataku sulit sekali dibuka, semua badanku sulit sekali digerakan, aku berniat bangun dan mengusirnya dari kamarku, aku merasa terganggu di pandangi seperti itu.
” kamu pergi dunk, ngapain sih liatin aku terus kek gitu, kamu siapa?”
Aku teringat sesuatu, “..gerakan seluruh tubuhmu terutama jempol kakimu, bacalah sesuatu, ayat2 Al-Quran, agar kamu bisa mengusir mahluk2 seperti itu..”
Aku berusaha mengingat surat Al-fatihah dan ayat kursi, seperti sulit sekali mulut dan lidah ini digerakkan, apalagi seluruh tubuhku, aku berusaha menggerakan jempol kakiku, kugoyang2kan, tapi tubuhku tak bisa bergerak, aku meringkuk seperti kedinginan.
” aku mohon kamu pergi..”
Aku terbangun, kunyalakan lampu kamar, aku masih setengah tidur.
Aku tidur lagi, anak kecil itu masih memandangiku dengan diam dan sinisnya.
” kamu kenapa sih?? aku capek, pergi deh, aku mau tidur” usirku tapi dalam hati, karena aku benar2 tidak bisa menggerakkan seluruh anggota tubuhku.
Tak lama aku benar2 terlelap. Masih aku berbicara dalam hatiku, ” siapa sih anak kecil itu?”
05.50 wib
Aku terbangun karena suara alarm jamku.
Astaqfirullahalajim..
Semua itu mimpi..dalam setengah tidurku

MENCARI CINTA YANG HILANG

 Suatu malam di bulan september...aku berjalan di pinggir kali.
sambil melihat ke bawah mencari...
sesuatu yang berkilauan.
apakah itu?
sebutir mutiara berkilauan diterpa mentari, namun setelah dilihat lebih dekat lagi benda itu bukan mutiara.
melainkan sebuah gumpalan kaca aneh yang mirip dengan...
gigi palsu.. Ya benar ternyata ini gigi palsu yang terlepas dari rahang seseorang. Entah apa yang ada dipikiranku saat itu. Aku tidak membuang gigi tersebut tetapi malah kumasukkan ke dalam saku bajuku.
Dari jauh aku melihat sesosok gadis yang tampak sedang merenung di pinggir jembatan, kemudian aku...
menghampirinya. Gadis itu berparas cantik namun dirinya terlihat sedih sambil menatap hamparan kali yang beriak tersebut. "Hai..." sapaku kepadanya. Aku mencoba membuka percakapan. "...." gadis tersebut tidak menyahut. Wajahnya masih tertunduk sedih.
Akupun menghampiri gadis itu, memegang kedua bahunya yang mungil, kemudian memeluk gadis itu. Gadis itupun lalu menangis di pelukanku.
"Kenapa menangis ? " tanyaku halus. "Ayah... " ucap gadis itu sembari menangis tersedu-sedu. "Ayah hilang sejak dua hari tidak pulang..." gadis tersebut berterus terang kepadaku mengapa dirinya menangis.
"Kemana ayahmu pergi?" tanyaku sambil menghapus air mata gadis itu yang mengalir dengan deras.
"Aku... aku.. tidak tahu" kata gadis itu yang terdengar makin lemah. Aku mulai berpikir apakah gigi palsu yang kutemukan beberapa saat lalu bisa memberikan petunjuk keberadaan ayah gadis tersebut. Kukeluarkan gigi palsu tsb dari saku.
Lalu kutunjukkan padanya gigi palsu itu. "Itu.. itu... itu..." jawab gadis itu tersendat-sendat, tangisannya pun menjadi lebih keras.
"tidak .... gigi itu... gigi itu punya Ayah..." kini suaranya terdengar seperti menjerit. Aku mulai dihinggapi pikiran yang tak karuan. Jangan-jangan ayah gadis ini terjatuh dan terseret arus kali yg deras ini.
Kemudian aku menggandeng tangan gadis itu dan kembali ke sungai di tempat aku menemukan gigi palsu itu. "Ayo kita periksa sungai ini siapa tahu kita bisa menemukan petunjuk lainnya" ajakku. Gadis itupun tersenyum kepadaku, senyumannya sangat manis.
Aku merasa lega di dalam hatiku bisa membuat gadis ini terlihat lebih tenang. Walaupun aku tahu gigi palsu tersebut sangat berarti baginya. Setapak demi setapak kulewati bersama gadis itu sambil mencari-cari di sekeliling tanda keberadaan ayahnya.
Lalu kulihat barang berkilauan lain di tidak jauh dari tempatku berdiri. Kutemukan sebuah pematik yang terbuat dari perak, kuamat-amati pematik perak itu dengan seksama, aku sangat terkejut melihat...
ukiran kecil yang membentu sebuah kata indah "Lucia". Aku menoleh ke gadis di sampingku. "Lucia.. namamu Lucia-kah ?
"Benar, hmmm... darimana kau tahu namaku Lucia?" tanya Lucia keheranan, lalu Lucia melihat pematik yang kugenggam, diapun lalu...
menunjukkan kesedihan yang amat mendalam.. kali ini lebih sedih dari yang pernah terlihat sebelumnya. "Ini milik ayahku. Pematik ini adalah pemberianku kepada Ayah agar ia selalu mengingatku kapan saja dia berada." ujar Lucia dengan ratapan sedih.
Kemudian akupun kembali memeluk gadis itu, gadis itu memelukku dengan sangat erat dan menangis dengan keras, hatiku serasa bergetar mendengar tangisan gadis ini. Apa yang harus aku lakukan untuk menolong gadis ini?
Segala petunjuk tidak berhasil kutemukan lagi di sekitar tempat ini. Dugaanku makin kuat, bahwa ayah Lucia terseret arus kali ini. "Lucia, tenang jangan menangis kita pasti bisa temukan ayahmu.." ujarku. "Mari kita periksa di muara, ..
Di muara aku melihat keadaan sekitar, aku tidak melihat tanda-tanda dari ayah Lucia, tiba-tiba...
aku melihat sepucuk surat yang kumal dan lusuh terkena air. Kuambil surat tersebut dan sambil berusaha mengeringkannya dari air, aku dan Lucia mulai membaca isi surat tersebut :
Lucia...
Ayah sangat mencintaimu. Bagi ayah kamulah satu-satunya harta yang kumiliki. Ayah sangat berterima kasih kepada Tuhan karena dikaruniai anak sesempurna dirimu. Namun Lucia, ayah merasa malu dan tidak pantas lagi menjadi ayahmu. Karena..
Ayah telah berselingkuh dengan wanita lain yang ternyata hanya menginginkan harta ayah, ayah sangat malu sekali. Lucia kalau kau membaca surat ini artinya ayah sudah tidak ada di dunia ini lagi, maafkan ayah Lucia ayah sungguh menyesal dengan...
segala kebodohan ayah ini. Ayah sungguh malu dan menyesal menjadi ayahmu Lucia, biarlah dosa ini yang menjadi tanggungan Ayah. Ayah sungguh menyesal Lucia... Maafkan ayah Lucia karena kamu harus hidup mandiri tanpa ayah.
 tertanda Ayah yang selalu sayang padamu.
Tangan Lucia bergemetar hebat sambil meremas surat itu. Ia jatuh tersungkur sambil menangis sejadi-jadinya. "Tidak.... a.. ayah kenapa bisa terjadi?" ratap Lucia. "Aku tidak mau hidup sendirian lagi, lebih baik aku juga pergi meyusulmu!" sahut Lucia.
 terdengar sayup sayup suara.
Arus kali yang makin deras hingga terdengar seperti debur ombak. Lucia terlepas dari genggamanku dan ia langsung berlari melompat ke dalam arus kali. Aku tertegun sesaat melihatnya. Tanpa berpikir panjang aku segera.
memegang tangannya sambil berkata " jangan bertindak bodoh.... " " yang lalu biarkan berlalu.... " sekarang kita doakan saja supaya ayahmu tenang disana ".
"Apa gunanya lagi sekarang ? ? Ayah sudah tiada... dan dan,.... siaapa kamu ? aku tidak mengenalmu dan kaupun tidak mengenalku... lebih baik aku mati saja...." teriak Lucia yang kali ini raut wajahnya berubah menjadi tegang.
"hari ini,saat ini aku mungkin aku bukan siapa siapa bagimu" "tp aku percaya pertemuan kita ada maksudnya".
Belum selesai ku menuntaskan kalimat ku, tiba-tiba beberapa orang menyeruak masuk dari arah pepohonan di belakangku. Terlihat beberapa di antaranya adalah polisi. "Kalian berdua... apa yang kalian lakukan di TKP ini ?" tanya polisi tersebut.
"hah ??" apa maksud bapak ??? bagaimana Bapak sampai di tempat ini ??
"Maaf anak muda, kami dari kepolisian sedang menyelidiki laporan orang hilang..... dan baru saja kami mendapat panggilan di area muara kali ini ditemukan sesosok mayat pria." ujar Polisi tersebut. Hati Lucia berdegup kencang mendegar kenyataan itu.
"apakah itu berarti ayah telah.......... ???" tanya Lucia kepada ku.
"Tenang Lucia... kita harus memastikan terlebih dahulu apkaah mayat tersebut benar ayahmya atau bukan. Pak polisi bisa minta tolong antarkan kami untuk melihat korban sebentar ? barangkali kami bisa membantu. ".
 "ok nak.... akan kami antar..... tp kami mohon siapkan hati dan pikiran ya...." jawab polisi berpangkat letnan itu.
Kemudian kamipun berangkat menuju kantor polisi dimana mereka menyimpan mayat korban.
"siapakah nama saudara ??" tanya petugas koroner kepada ku.
owh.
"Saya michael, pak.. dan ini Lucia. Kami diminta untuk mengidentifikasi mayat yang ditemukan akhir-akhir ini. Siapa tahu barangkali kami bisa membantu." kataku kepada petugas coroner tersebut.
 "apa hubungan saudara michael dengan saudari Lucia ??" tanya petugas coroner itu kepada ku.
"Kami baru saja berkenalan tadi siang, dan saya membantu Lucia mencari ayahnya yang hilang" kataku.
dan saudari lucia sendiri apakah saudari siap ??
Dengan ketabahan hati Lucia menjawab...
"si si si siap pak........ " jawab Lucia sambil meremas tanganku.
"Walaupun itu benar ayah saya.... saya sudah merelakan kepergiannya. " ujar Lucia mantap. Hari itu juga aku merasakan ketegaran hati yg luar biasa dari sosok gadis ini. Gadis yg baru saja kukenal namun telah mempunyai banyak cerita dlm hidupnya.
Akupun menggenggam erat tangannya yang dingin. Bersama-sama kami melihat wajah mayat itu. Ternyata...
 seorang ibu muda dengan tahi lalat di pipi kiri nya.
di samping mayat ibu tersebut ada sesosok mayat pria yang tubuhnya penuh dengan bekas otopsi. Di bagian kaki mayat tersebut terdapat label yang berbunyi "Mr. X 67 tahun. Ditemukan di muara sungai".
Wajah mayat itu sudah tidak bisa dikenali lagi karena sudah rusak.
"jadi.... siapa mayat ibu muda itu pak ??? " tanya Lucia kepada petugas koroner itu.
"Kami menemukan mayat itu di samping mayat pria ini" jawab petugas koroner itu.
"Mayat ibu muda ini ditemukan selang satu hari seletah ditemukan mr. x ini. Diduga keduanya pernah bertemu bersama".
apakah ini berarti ini adl selingkuhan nya ayah Lucia ?? pikirku.
Aku tidak berani mengatakannya di depan Lucia karena takut dia akan bertambah sedih.
tp apa cantik nya ibu muda ini ??? menambah banyak pikiranku untuk bertanya.
"Pak bolehkah saya bertanya ?" tanyaku kepada petugas tersebut. "Silahkan saja" katanya. "Apakah mayat pria ini memiliki susunan gigi lengkap ? apakah ada bekas gigi palsu yg terlepas dari gusinya ?" tanyaku dengan penasaran.
Menurut hasil otopsi...
sulit dikatakan nak......... struktur wajah mr x ini sudah hancur.... sulit untuk di identifikasi.... perlu seorang CSI untuk memperoleh jawaban yang tepat kata sang koroner itu.
"Kira-kira berapa lama waktu untuk melakukan hal itu pak?" tanyaku.
"sulit dikatakan nak Lucia......... lab disini sangat terbatas" "jika mau saya bisa panggil kolega saya di CSI miami".
"kalau bisa lakukanlah secepatnya pak, saya ingin segera memastikan apakah ini ayah saya atau bukan" kata Lucia cemas.
"baiklah. tapi apakah nak Lucia mengenal sosok mayat ibu di samping ini ?" tanya petugas tersebut.
"apakah perlu saya siapkan jet pribadi beserta sebuah lab lengkap ?? " tanya michael memotong pembicaraan Lucia dengan petugas koroner itu.
"Wow, dari mana kamu mendapatkan itu semua?" tanya Lucia heran.
"maafkan apabila aku belum mengatakan latar belakangku" jawab michael.
"Siapakah kamu sebenarnya?" tanya Lucia penasaran.
"Nama lengkapku Michael Alexander Luthor" jawab michael.
"Mayat ibu tersebut sebenarnya adalah ibu tiriku. Dia adalah orang kejam suka memanfaatkan orang. Tapi aku sungguh meminta maaf jikalau ternyata memang benar ibu ini adalah selingkuhan ayahmu. Akupun membenci orang ini.".
 "Emmm... maaf kamu bilang apa tadi mike?" tanya Lucia.
 "Td aku memperkenalkan diriku, panggil saja saya lex luthor. Jd untuk mslh mendatangkan kolega dr koroner itu bukan masalah besar"......... "ehm,pak apakah bapak bersedia untuk mengotopsi mayat mr x ini di mansion saya ??? nanti saya siapkan semuanya.
 "Aku masih tidak mengerti apa yang kamu ucapkan Mike?" tanya Lucia sambil memiringkan kepala.
singkat cerita ternyata si mr x di identifikasi sebagai Mr Bejo Kartosumejo ayah dr Lucia.
"Maaf Lucia... kenyataan ini mungkin terasa pahit bagimu. Dan aku tahu bahwa kamu akan membenciku. Namun hal ini harus kuberitahukan kepadamu juga.".
"Kenyataan apa itu Mike?" tanya Lucia semakin bingung.
"lalu apa yang harus kulakukan michael ??" "ayah yang kucari selama ini ternyata sudah kutemukan dan sudah kukubur di kebon belakang mu" tambah kata lucia.
Keadaan tampaknya semakin tambah rumit saja, para pengarang sudah mengantuk sehingga pembicaraan karakterpun menjadi tidak nyambung.
 "mampus dah kita" pikir si michael........... bisa dimarahin ama pemilik story...... jadi ancur gini ceritanya.
 "Kita kabur saja yuk" ajak Lucia.
 "iya nih..........takut di banned gw" jawab michael.
 mereka pun kabur ke Moscow naik kereta api. Sesampainya di sana mereka bertemu dengan.....
 Gatotkaca yang kumisnya sudah dicukur sehingga tampak ganteng seperti pangeran dari Afrika Selatan.
"Alamaaak!! Tidak kusangka, ternyata di negara panas ini, berdiam Gatotkaca yang sudah lama mencutikan diri dari dunia pewayangan...!" pekikku serasa tak percaya dengan apa yang baru kujumpai.

friends

friends
baca-baca

pencarian

Friends Star STIKES YASA

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
Pangkalan bun vs banjarmasin, kalteng, Indonesia
jiwa yang tentram